Griya Luhu Inisiasi Pengelolaan Sampah Digital yang Berkelanjutan
Kita sama-sama sadar bahwa kondisi sampah di Indonesia semakin memprihatinkan, terutama dengan tingginya jumlah sampah plastik yang sulit terurai. Setiap harinya ada ribuan ton sampah plastik yang sebagian besar berakhir di laut, sungai, atau di lingkungan sekitar kita. Sampah-sampah itu terbuang begitu saja tanpa proses daur ulang yang memadai.
Sampah plastik ini bisa bertahan hingga ratusan tahun di alam, mengancam satwa liar yang sering kali tertipu dan menganggapnya sebagai makanan. Selain itu, saat plastik terurai, ia dapat menghasilkan mikroplastik yang mencemari air dan rantai makanan, sehingga berdampak negatif pada kesehatan manusia dan lingkungan. Kitapun sudah merasakan dampak perubahan iklim dan bencana alam yang sebagian disebabkan oleh penumpukan sampah.
Tak hanya sampah plastik, kita juga dihadapkan dengan ancaman gas rumah kaca yang disebabkan tingginya sampah organik di sekitar kita. Sampah organik akan terurai dan menghasilkan gas metana, gas ini berkontribusi pada pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim. Belum lagi varian sampah lainnya yang masih menjadi ancaman serius.
Inovasi Pengelolaan Sampah Melalui Bank Sampah
Banyaknya masalah sampah yang terus bermunculan, membuat lahirnya sebuah inovasi dari Ida Bagus Mandhara dan masyarakat Bali untuk membuat bank sampah digital bernama Griya Luhu. Melalui Kerjasama orang-orang di dalam komunitas peduli sampah di Bali, Griya Luhu menjadi wadah bagi masyarakat untuk mengelola sekaligus memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang bernilai rupiah.
Bank sampah menjadi inovasi pengelolaan sampah yang memberikan banyak dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Melalui sistem ini, masyarakat dapat menukar sampah yang mereka kumpulkan dengan sejumlah uang atau poin yang bisa ditukarkan dengan kebutuhan sehari-hari. Dengan begitu, sampah yang tadinya hanya menjadi beban dan polusi lingkungan bisa memiliki nilai ekonomis, mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam memilah dan mengumpulkan sampah.
Griya Luhu, Wadah Merubah Sampah Menjadi Sesuatu Bernilai Rupiah
Bank Sampah Digital Griya Luhu menjadi solusi yang sangat dibutuhkan untuk mengurangi timbunan sampah di Bali. Memadukan teknologi dan kepedulian masyarakat, Griya Luhu menjadi wadah pengelolaan sampah sekaligus memberdayakan masyarakat setempat terutama dalam hal mengurangi limbah plastik dan elektronik.
Griya Luhu aktif dalam mengedukasi masyarakat melalui pendekatan digital yang menarik, yakni dengan mengajak warga memilah dan mengumpulkan sampah untuk kemudian ditukar dengan poin yang bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan. Memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini, Griya Luhu membuat sebuah aplikasi yang digunakan masyarakat untuk mempermudah pengumpulan sekaligus pencatatan poin yang sudah terkumpul.
Griya Luhu App ini menyediakan beberapa fitur yang mudah diakses oleh penggunanya, tak hanya memberikan informasi poin dan rekap data, aplikasi ini juga menjadi media belajar dan edukasi bagi Masyarakat yang ikut terlibat. Ada edukasi seputar sampah, proses pilah hingga akses link ke youtube atau website untuk edukasi lainnya.
Griya Luhu mengajak masyarakat untuk lebih sadar akan pentingnya memilah sampah serta mengenali jenis sampah yang bisa didaur ulang. Pendekatan digital yang dilakukan Griya Luhu sangat membantu mengatasi tantangan yang sering dihadapi dalam pengelolaan sampah tradisional. Biasanya masalah yang sering ditemui adalah kurangnya fasilitas pemilahan sampah di tingkat rumah tangga dan kurangnya edukasi mengenai cara memilah sampah yang benar. Melalui sistem digital Griya Luhu App ini, tersedia instruksi dan panduan yang jelas tentang cara memilah dan menyetorkan sampah.
Setiap sampah yang disetorkan dihargai dalam bentuk poin yang kemudian dapat ditukar dengan berbagai kebutuhan pokok atau produk ramah lingkungan. Tidak hanya mengurangi limbah, masyarakat juga mendapatkan berkah dari sampah yang sudah dikumpulkan.
Tidak hanya berfokus pada sampah plastik dan kertas, Griya Luhu juga mengajak masyarakat untuk mengelola sampah elektronik atau E Waste. Seperti yang kita tau, sampah elektronik mengandung bahan berbahaya seperti merkuri dan timbal, yang dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan benar. Melalui program edukasi yang dilakukan Griya Luhu, masyarakat lebih sadar untuk ikut mengelola e-waste dengan bijak.
Griya Luhu menyediakan titik pengumpulan sampah di beberapa bank sampah, seperti di kecamatan Gianyar Bali. Agar masyarakat terus semangat memilah dan mengelola sampah, Griya Luhu juga rutin mengadakan acara edukasi dan kegiatan yang melibatkan sekolah-sekolah serta komunitas lain. Salah satu kegiatannya adalah “Lomba Pilah Sampah,” yang mengajak anak-anak untuk memilah sampah dengan benar dan menyetorkannya ke bank sampah terdekat.
Apresiasi ASTRA untuk Griya Luhu
Upaya yang dilakukan Griya Luhu ini membuat mereka menerima apresiasi dari PT Astra International melalui program Semangat Astra Terpadu. Ida Bagus Mandhara terpilih menjadi pemenang SATU Indonesia Awards tahun 2021 dengan kegiatannya Griya Luhu, Bank Sampah Digital Berbasis Aplikasi Yang Memberi Manfaat Ke 17.000 Nasabah Di 5 Kabupaten.
Program Semangat Astra Terpadu untuk Indonesia atau SATU Indonesia Awards ini jadi bentuk dukungan ASTRA kepada generasi muda Indonesia yang memberikan kontribusi positif di berbagai bidang. Penghargaan ini bertujuan untuk membantu program mereka agar terus berkelanjutan sekaligus memberikan motivasi kepada masyarakat untuk ikut berperan aktif membangun bangsa dan menciptakan Indonesia yang lebih baik.
Saat ini Griya Luhu juga terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, perusahaan, dan organisasi non-profit. Dengan jaringan yang luas, Griya Luhu dapat terus mengembangkan program dan menjangkau lebih banyak masyarakat Bali. Kolaborasi seperti itu semoga menghasilkan dukungan dalam beragam bentuk seperti dana, teknologi, maupun tenaga kerja relawan yang membantu mempercepat pencapaian tujuan Griya Luhu.
Semoga Griya Luhu bisa terus mengembangkan fitur digital dan memperluas cakupan programnya agar bisa menjangkau lebih banyak daerah di Bali dan bahkan luar Bali. Dengan adanya aplikasi dan platform digital yang mereka kembangkan, semoga semakin banyak orang yang dapat terlibat dan lebih peduli terhadap pengelolaan sampah. Aplikasi yang dibuat juga bisa memberikan contoh agar Lembaga atau komunitas serupa bisa menggunakan platform digital untuk mempermudah. di tempat lain. Semoga perubahan yang dibawa Griya Luhu tidak hanya berhenti di Bali, tetapi juga bisa menyebar luas ke daerah-daerah lain yang memerlukan solusi pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan.
Kesadaran masyarakat untuk aktif dalam memilah serta mengelola sampah akan sangat membantu pemulihan lingkungan dari pencemaran dan penumpukan sampah. Dengan semakin banyaknya bank sampah yang hadir di berbagai daerah, diharapkan masyarakat bisa melihat sampah bukan hanya sebagai limbah, tetapi sebagai sumber daya yang memiliki nilai ekonomi. Program bank sampah digital seperti yang dihadirkan Griya Luhu akan sangat mendukung ekonomi sirkular di Indonesia, mengurangi beban tempat pembuangan akhir (TPA), dan menjaga kelestarian lingkungan dengan mengurangi polusi sampah plastik dan sampah elektronik. Jika dikelola secara berkelanjutan, bank sampah juga bisa menciptakan peluang kerja dan pemberdayaan ekonomi di tingkat komunitas, sehingga memberikan dampak positif yang lebih luas bagi lingkungan dan masyarakat.