Melawan Api Agar Merdeka Dari Kebakaran Hutan dan Lahan
Beragam portal berita sejak kemarin terus mengabarkan kondisi udara di Jakarta yang semakin memburuk. Di beberapa wilayah langit biru sudah sulit terlihat, tertutup kabut yang berasal dari tumpukan emisi karbon di udara. Rasanya masih gak menyangka dan semakin takut, dampak buruk apalagi yang bakalan datang?
Sebelum fenomena kabut polusi yang menutupi Jakarta, beberapa bulan aku dan para ibu sudah merasakan dampak buruk perubahan iklim ini, kami mengeluh kenapa anak-anak mudah sekali batuk pilek, apalagi penyembuhannya terasa lebih lama. Kalau dijejerkan satu-satu, dampak dari rusaknya lingkungan saat ini sangatlah banyak.
Rusaknya alam tak mungkin terjadi begitu saja, pasti ada tangan-tangan yang tak bertanggung jawab di dalamnya, gaya hidup yang tak bersahabat dengan lingkungan dan faktor lainnya. Indonesiapun semakin kehilangan lahan hijaunya, luas hutan dari tahun ke tahun makin berkurang.
Bagaimana nafas tak makin sesak, pembakaran hutan dan lahan gambut masih terus terjadi. Peralihan fungsi hutan menjadi lahan bisnis menjadi salah satu pemicunya, bagi mereka yang begitu ambisius dengan dunia, membakar hutan menjadi cara murah dan cepat yang dipilih.
Merdeka dari Karhutla
Mendekati perayaan kemerdekaan RI, Eco Blogger Squad, Team for Impact dan Pantau Gambut berkolaborasi memberikan edukasi kepada aku dan teman-teman seputar isu pembakaran hulan dan lahan gambut di Indonesia. Melalui online training kemarin, aku semakin aware sama pentingnya menjaga dan berusaha untuk ikut memerdekakan Indonesia dari Karhutla.
Kak Lola Abas selaku National Kordinator dari Pantau Gambut banyak memberikan informasi sekaligus reminder bahwa lahan gambut punya sejuta manfaat yang harus dijaga, kak Ola juga memberikan semangat dan tips apa saja yang bisa diupayakan untuk ikut membantu terjaganya hutan dan lahan gambut saat ini.
Tidak ada upaya kecil yang sia-sia, melalui gerakan #BersamaBergerakBerdayaIndonesia, siapa saja bisa ikut terlibat untuk menjaga hutan dan lahan gambut yang masih tersisa saat ini. Mulai dari berbagi edukasi hingga mendukung petisi yang dibuat komunitas peduli lingkungan, kita sama-sama bersuara dengan karya, menolak pembakaran hutan dan lahan secara tegas.
Kak Ola mengajak teman-teman Blogger untuk menyebarluaskan betapa pentingnya hutan dan lahan gambut bagi keberlangsungan hidup. Jangan sampai masih banyak orang yang menganggap lahan gambut minim manfaat.
”Lahan gambut ini sering dianggap lahan tidak bermanfaat, sehingga banyak yang mengosongkan lahan gambut dengan cara menebang pohon sampai habis, pengeringan, hingga pembakaran. Padahal lahan gambut berfungsi seperti spons yang menyerap air, penyimpan karbon dunia, dan sumber pangan tertentu,” ungkap kak Ola pada saat sesi sharing di Online Gathering kemarin.
Kak Ola juga memaparkan beragam manfaat lahan gambut bagi kehidupan dan keseimbangan ekosistem. Gambut menjadi penambat karbon, menyimpan karbon sekian persen sebelum dilepas di udara. Kebayang kalau kita punya lahan gambut yang melimpah, kejadian pekatnya polusi di Jakarta InsyaAllah tidak akan terjadi. Fungsi gambut yang efektif menyerap karbon, maka gambut bisa memperlambat terjadinya perubahan iklim.
Manfaat gambut lainnya adalah penunjang kehidupan masyarakat sekitar. Warga bisa membudidayakan beragam tanaman dan bahan makanan dengan lahan gambut. Tak hanya menjadi sumber pangan, tentu saja, ini bisa dijadikan sumber penghasilan juga untuk mereka.
Lalu apa yang terjadi jika lahan gambut habis di bakar? Dampak perubahan iklim yang sudah kita rasakan akan semakin buruk, gangguan pernafasan dan berbagai penyakit lainnya yang akan terjadi karena udara yang semakin kotor. Tak hanya pencemaran udara, sumber daya lainnya juga akan rusak, sulitnya mendapatkan air bersih hingga krisis pangan. Perubahan iklim akan melaju semakin cepat.
Tak bisa tinggal diam, yuk sama-sama bergerak berdaya untuk memperjuangkan hutan dan lahan gambut tetap ada, merdeka dari Karhutla. Kita mungkin tidak bisa memadamkan api yang menyala atau menindak para pelaku pembakaran karena keterbatasan kita, tapi kita bisa menyebarkan edukasi ini ke banyak telinga, hingga nantinya sampai ke telinga para pemangku kebijakan. Bahkan sampai ke hati para pelaku karhutla untuk menyerah memperluas bisnis dengan cara pembakaran.
Tulisan ini menjadi pengingat untukku pribadi bahwa aku punya tanggung jawab ikut menjaga apa yang Allah titipkan, mengambil manfaat tanpa harus merusak. Tiap apa yang dititipkan pasti akan dimintai pertanggungjawabannya. Bersama kita bisa bergerak berdaya untuk Indonesia agar Merdeka dari Karhutla