Langkah Mencegah Demam Berdarah, Yuk Lindungi Keluarga
Tak hanya krisis udara bersih yang sedang kita rasakan saat ini, dampak perubahan iklim juga memicu beberapa penyakit muncul menjadi lebih ganas seperti demam berdarah. Peningkatan suhu dan peralihan cuaca mempengaruhi kejadian demam berdarah terus meningkat. Penyakit ini sangat serius dan risikonya bisa mengancam jiwa.
Jika mendengar DBD, aku jadi mengingat kembali kejadian saat salah satu anggota keluarga terkena demam berdarah. Menjalani perawatan berhari-hari di rumah sakit hingga harus melewati berbagai proses pengecekan darah, belum lagi perasaan yang tak tenang karena fase kritis dari DBD ini seringkali mengecoh. Duh rasanya pengalaman tersebut tak ingin terjadi lagi apalagi menimpa anak-anakku.
Kasus demam berdarah di Indonesia harus menjadi perhatian serius, berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan RI, ada 57.884 kasus yang sudah tercatat dari awal tahun hingga minggu ke-33 di tahun 2023, sedihnya sudah 422 nyawa yang melayang. Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue ini bisa menyerang siapa saja, tak kenal usia, tempat tinggal dan gaya hidup.
Tempat tinggal, pemukiman sekitar hingga lingkungan rumah bisa menjadi tempat berkembangnya nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue tersebut. Terkadang kita tidak bisa memastikan darimana kita bisa berisiko terkena. Untuk itulah kita perlu waspada dan menyiapkan langkah-langkah efektif melindungi keluarga dari demam berdarah.
Lindungi Keluarga dengan #Ayo3mplusVaksinDBD
Kesehatan keluarga menjadi prioritas penting yang harus dijaga dan dilindungi. Apalagi resiko demam berdarah meningkat seiring datangnya puncak fenomena El Nino yang kemungkinan terjadi di bulan Agustus hingga September 2023 ini. Seperti reminder yang juga disampaikan Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS (Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia) saat menghadiri acara peluncuran kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD. Beliau menghimbau bahwa suhu yang meningkat membuat nyamuk Aedes aegypti semakin mengganas, frekuensi menggigit bisa naik hingga 3-5 kali lipat.
Langkah yang perlu dilakukan untuk melindungi keluarga dari demam berdarah adalah inovasi dan kolaborasi dari berbagai pihak, semangat untuk menerapkan 3M Plus seperti:
- Menguras, nyamuk Aedes aegypti ini betah sekali berada di genangan dan penampungan air seperti bak mandi, pot kendi dan lainnya. Langkah yang bisa kita lakukan adalah sering menguras wadah-wadah tersebut secara berkala.
- Menutup, selain menguras jangan lupa untuk menutup wadah penampungan air atau wadah yang berpeluang air menjadi tergenang, kita bisa menutup rapat-rapat agar nyamuk tak bisa berkembang biak disitu.
- Memanfaatkan kembali, langkah ini selain bisa melindungi keluarga dari demam berdarah, memanfaatkan kembali barang-barang yang tidak terpakai menjadi upaya mengolah sampah dengan bijak.
Selain langkah 3M tadi, masih ada upaya lainnya yang bisa dioptimalkan atau Plus-nya seperti bahu membahu membersihkan lingkungan rumah, memeriksa tempat penampungan air, menanam tanaman pengusir nyamuk, memasang kawat kasa pada ventilasi rumah, dan tindakan pencegahan lainnya.
Pemerintah juga terus berupaya menerapkan beberapa program dan pencegahan seperti yang sudah berjalan di lingkungan tempat tinggalku, ada ibu-ibu Jumantik yang secara berkala melakukan pengecekan ke tiap rumah, penyuluhan dan mendukung inovasi untuk vaksin demam berdarah.
Vaksin DBD, Inovasi Pengendalian Dengue
Alhamdulillah tanggal 27 September 2023 kemarin, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Bersama Takeda bekerja sama meluncurkan kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD , sebuah kolaborasi yang diharapkan bisa mengurangi kasus demam berdarah di Indonesia.
Kolaborasi kementerian RI Bersama dengan Takeda ini akan berupaya mewujudkan beberapa program salah satunya Koalisi Bersama Lawan Dengue untuk menuju nol kematian akibat dengue. Masih ada aspek kerja sama lainnya yang akan dijalankan bersama.
Melalui acara peluncuran tersebut, aku juga mendapatkan banyak informasi baru mengenai resiko demam berdarah yang cukup serius mengancam kesehatan anak-anak. Apalagi mendengar Mba Tika Bisono yang menceritakan kembali pengalaman sedih kehilangan putrinya akibat dengue. Hati ibu mana yang tak hancur ketika melihat anak-anak sakit bahkan nyawa harus terenggut.
Mba Tika juga sangat antusias dan bersyukur dengan hadirnya vaksin ini, diharapkan vaksin demam berdarah bisa membantu menurunkan angka keparahan hingga turunnya kematian. Pada sesi sharing kemarin, beliau juga menyampaikan harapannya agar vaksin ini bisa menjadi vaksin nasional yang bisa didapatkan semua lapisan Masyarakat.
Dukungan yang sama juga disampaikan oleh Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, vaksin DBD sudah mendapatkan rekomendasi dari Perhimpunan Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), jadi aman diberikan kepada anak-anak dari usia 6 tahun hingga 45 tahun sesuai anjuran dari Dokter.
Kerja sama antara Kementerian Kesehatan RI dengan Takeda ini semoga bisa menjadi upaya efektif mencegah demam berdarah menyerang keluarga kita. Sekaligus membantu terwujudnya nol kematian akibat demam berdarah dengue di Indonesia pada tahun 2030. Seperti harapan yang juga disampaikan Gamze Yuceland, President, Growth & Emerging Markets, Takeda Pharmaceuticals International AG. Melalui sambutannya di acara peluncuran kampanye kemarin, Gamze Yuceland juga mengungkapkan rasa bangganya Takeda menjadi salah satu pendiri dari sektor inovator untuk KOBAR (Koalisi Bersama) Lawan Dengue.
Kita semua bisa turut aktif menyebarkan ajakan kepada masyarakat sekitar untuk menerapkan kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD. Menunjukkan aksi heroik melindungi keluarga sedini mungkin.
Vaksinasi demam berdarah sudah tersedia di banyak Rumah Sakit dan fasilitas kesehatan, ini menjadi langkah memberikan perlindungan tambahan dari bahaya demam berdarah, jangan lupa konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter ya.
C-ANPROM/ID/QDE/0239 | Oct 2023