Education,  Lifestyle

Orang Muda Jaga Bumi Bersama

Ngerasa gak sih kalau dampak perubahan iklim makin terasa. Kemarin pas mau jemput anakku pulang sekolah, aku ngerasa cuacanya terik menyengat banget, bener aja ternyata suhu saat itu mencapai 40oC. Rasanya itu suhu terpanas sih yang pernah aku rasakan di jam 2 siang. Selain kemarau panjang, suhu bumi yang semakin meningkat, krisis air bersih, masih banyak tanda-tanda lainnya yang menunjukkan kalau bumi sedang tidak baik-baik aja.

Perubahan iklim ini terjadi karena banyak hal termasuk gaya hidup kita, perlakuan kita sama lingkungan, keputusan-keputusan hidup yang kita lakukan setiap hari. Dari mulai memilih produk kebutuhan harian, penggunaan sumber daya alam, hingga bagaimana kita mengelola sampah. Apa yang kita lakukan sangat berdampak sama kondisi bumi saat ini dan akan datang.

Apakah kita masih bisa memperbaiki kondisi sekarang? Mencegah dampak perubahan iklim? Menjaga Bumi Indonesia agar tetap lestari? Jawabannya tentu bisa!

Bencana dari perubahan iklim masih bisa dicegah asal kita terus optimis dan berusaha menjaga Bumi bersama-sama. Seperti yang dilakukan orang-orang muda yang aku temui secara online melalui Online Gathering bersama Eco Blogger Squad. Jumat 20 Oktober 2023 kemarin, aku dan teman-teman dari EBS mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan luar biasa dari para narasumber muda yang menjadi pemateri, seperti:

  • Amalya Reza selaku Manager Bioenergi di Trend Asia
  • Jazqualine Wijaya seorang CEO dan Co-Founder Food Sustainesia
  • Cerli Febri Ramadani, Ketua Sentra Kreatif Lestari Siak (SKELAS)

Gak hanya insight dan pengetahuan baru yang kami dapatkan, di acara kemarin banyak sekali fakta-fakta terkait isu lingkungan yang mengagetkan. Dari mulai gaya hidup sebagai seorang konsumen hingga fakta mengenai energi terbarukan yang sedang dikembangkan di Indonesia. Seperti biasa, online gathering dari EBS selalu memberikan manfaat sekaligus reminder.

Peran Kita Sebagai Konsumen Terhadap Keberlanjutan Pangan

Kita dihadapkan dengan ancaman krisis pangan dan juga angka food waste yang semakin meningkat. Ironis banget ya, Indonesia tuh menduduki peringkat atas sebagai penyumbang sampah makanan terbesar di Dunia sementara masih banyak Masyarakat di beberapa wilayah yang sering menahan lapar. Sampah makanan ini tidak hanya dihasilkan dari industri kuliner seperti Restaurant, tapi tiap rumah tangga memiliki andil besar penyumbang sampah makanan.

Sampah makanan yang terus menumpuk akan menghasilkan gas metana yang nantinya akan menyebabkan gas rumah kaca, itulah yang menyebabkan pemanasan global. Belum lagi pencemaran air dan tanah yang disebabkan oleh sampah makanan ini. Mba Jazqualine dari EAThink, mengajak kita untuk menjaga bumi dengan mengubah perilaku sebagai konsumen, terutama dalam hal keberlanjutan pangan.

Kita punya kontribusi yang besar dalam mengurangi sampah makanan dengan memulai eco-friendly diet. Upaya yang bisa dilakukan seperti memilih makanan lokal yang sehat, bijak menentukan produk yang ramah lingkungan hingga menambah kesadaran diri dan orang lain dengan konten edukasi  yang mampu menambah motivasi. Banyak sekali konten yang bisa dilihat untuk memperkaya wawasan kita seputar food sustainable ataupun healthier diet. Sedangkan untuk mengurangi sampah makanan, kita bisa memulai dengan langkah berikut ini seperti:

  • Membuat daftar menu dan daftar belanja, membeli sesuai yang dibutuhkan sehingga tidak membusuk dan terbuang. Meal plan bisa membatasi kita agar tidak over consume, makan secukupnya namun kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi
  • Mengatur cara dan tempat penyimpanan makanan. Perlu tips khusus untuk menyimpan beberapa bahan makanan terutama sayuran dan buah agar tidak cepat busuk, sudah banyak referensi dan informasi yang dishare di berbagai platform. Penyimpanan yang tepat dapat menambah masa pemakaian bahan makanan tersebut agar tidak terbuang sia-sia
  • Mengolah sampah makanan, bisa dijadikan pupuk atau kompos
  • Makan sampai habis, ambil secukupnya lalu dihabiskan
  • Mengkreasikan makanan yang tidak habis di makan, contohnya tidak membuang nasi yang tersisa, kita bisa olah  kembali menjadi nasi goreng atau dikeringkan menjadi cemilan garing.

Masih banyak lagi upaya yang bisa kita lakukan agar makanan tidak terbuang menjadi sampah. Di akhir pemaparannya, Mba Jazqualine mengingatkan kami kembali ‘do not let your food goes to landfill’.

Energi Terbarukan Untuk Bumi yang Lebih Terjaga

Sesi terakhir online gathering kemarin, ada pemaparan Mba Amalya Reza dari Trend Asia, sebuah gerakan yang mendorong penggunaan energi bersih terbarukan untuk kehidupan yang berkelanjutan. Mba Amalya banyak sekali memberikan fakta terbaru nih seputar pengembangan energi terbarukan, banyak pengetahuan yang baru aku ketahui, apalagi mengenai Bioenergi.

Ketergantungan batu bara yang dijadikan sebagai sumber energi listrik semakin mengancam kondisi lingkungan. Sudah menjadi informasi umum ya bagaimana dampak penambangan hingga pembakaran batu bara terhadap lingkungan. Rasanya udah banyak banget lahan hijau yang dihilangkan, terumbu karang yang hancur karena kapal pengangkut, asap pembakaran yang mempertebal selimut polusi hingga rusaknya lingkungan dan pencaharian Masyarakat sekitar. Nah Bioenergi ini menjadi peluang menggantikan batu bara. Tapi apakah Bioenergi benar-benar bersih?

Meskipun berasal dari bahan organik yang pada umumnya Biomassa seperti sampah organik, sisa panen, kayu hingga kotoran ternak. Bioenergi ini jadi transisi energi yang sangat diharapkan bisa lebih ramah lingkungan dan misi mengurangi karbon di udara.

Semoga energi terbarukan yang dipilih dan akan diterapkan nanti bisa membantu Bumi Indonesia tetap terjaga kelestariannya. Kita sebagai orang muda terus optimis bahwa apapun upaya yang kita lakukan, sekecil apapun yang kita usahakan pasti memberi dampak untuk lingkungan, memberi manfaat untuk Bumi, semangat.

Hiii terima kasih sudah berkunjung. I'm totally happy and greatly appreciate if you kindly give me some advice and comments. For any enquiries, kindly send email to ria.iyha29@gmail.com . Enjoying reading :))

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *