Uncategorized

Peluncuran Buku Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah & Pemutaran Film Road to Resilience

Ada sesuatu yang selalu menarik dari sebuah peluncuran buku, apalagi jika buku itu mengangkat tema berat yang penuh makna. Hari itu, Kamis 27 Februari 2025, saya berkesempatan menghadiri acara peluncuran buku Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah karya Dr. Noor Huda Ismail, yang berlangsung di Perpustakaan Nasional. Tidak hanya itu, acara ini juga dirangkai dengan pemutaran film dokumenter Road to Resilience, yang semakin memperkuat pesan yang ingin disampaikan.

Ini kali pertama, saya mengunjungi Perpusnas. Ternyata Perpusatakaan Nasional ini megah dan luas. Hari itu pun cukup ramai dengan pengunjung. Nah event dari Ruang Ngobrol ini berada di lantai 2, tepatnya di Auditorium. Terlihat mulai banyak tamu berdatangan, mulai dari akademisi, jurnalis, mahasiswa, hingga pencinta literasi.

Sesi Peluncuran Buku: Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah

Ruang Ngobrol memperkenalkan karya terbaru dari Dr. Noor Huda Ismail, sebuah buku berjudul Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah. Buku ini bukan sekadar kumpulan data atau cerita biasa. Ini adalah kisah nyata, potret perjalanan beberapa anak negeri yang terseret ke dalam konflik Suriah. Ini jadi hal yang baru aku ketahui, jujur awalnya perlu berfikir lebih dalam untuk memahami isi buku dan pemaparan penulis saat sesi peluncuran.

Dr. Noor Huda menjelaskan bagaimana ide buku ini muncul. Berawal dari perjalanannya sebagai seorang peneliti yang mendalami isu terorisme dan deradikalisasi, ia bertemu dengan banyak orang yang punya kisah luar biasa, kisah yang sering kali tidak kita dengar di media dan lagi-lagi ini kali pertama saya mendengarkan pembahasan ini, benar-benar menambah literasi dan pengetahuan.

Membaca buku ini mengantarkan kita ikut merasakan perjalanannya. Lalu kisahnya jadi begitu dekat dengan realitas. Buku ini berisi perjalanan penuh proses yang tak mudah hingga harapan yang bisa terjadi, tentang pilihan hidup yang membawa konsekuensi besar. Tak salah jika penulis memberikan sebuah kalimat bermakna yang tertulis di bawah judul bukunya ‘Dari Kesulitan Menuju Harapan’.

Karya Dr. Noor Huda ini menjadi bagian dari pelaksanaan rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang mengarah pada terorisme. Oleh karena itu, Komjen Pol. Eddy Hartono selaku Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI hadir di acara ini.

Pemutaran Film Dokumenter

Setelah sesi peluncuran buku, layar besar di depan panggung mulai menyala. Film dokumenter Road to Resilience diputar, dan semua mata tertuju ke layar. Film ini menampilkan perjalanan Febri sang tokoh utama yang pernah terlibat dalam konflik dan bagaimana proses untuk kembali ke masyarakat. Dari visual yang ditampilkan, jelas terlihat bahwa ini bukan proses yang mudah. Trauma, stigma, dan pencarian makna hidup menjadi benang merah dalam kisah perjalanannya.

Selalu kagum sama film dokumenter, media yang menjadi jendela ke dunia yang jarang dilihat. Tidak semua orang mendapatkan kesempatan kedua, dan bagi yang mendapatkannya, jalannya pun tidak mudah. Sungguh film yang menghadirkan beragam emosi dan membuka mata bahwa dibalik perjalanan sulit pasti ada harapan dan masa depan yang indah.

Sesi Talkshow

Tak hanya ada peluncuran buku dan pemutaran film, selanjutnya ada sesi talkshow yang akan membahas lebih jauh tentang 2 produk terbaru yang diperkenalkan ruang ngobrol. Talkshow ini juga memberikan kesempatan bagi peserta yang hadir untuk bertanya ataupun menyampaikan sudut pandangnya. Para Narasumber yang dihadirkan juga sangat mewakili topik yang akan mereka sampaikan, narasumbernya antara lain:

  • Dr, Noor Huda Ismail, Direktur KPP dan Penulis Buku ‘Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah’
  • Lies Marcoes, MA, Pakar gender, Konsultan dan Peneliti
  • Febri Ramdani, S.S, Credible voice di Film Road to Resilience dan Penulis buku ‘300 hari di Bumi Syam’
  • Dr, Leebarty Taskarina, S.Sos., M. Krim, Kepala Seksi Analisis BNPT RI
  • Ridho Dwi Ristiyanto, Sutradara Film Road to Resilience

Diskusi berlangsung seru, bahkan sesekali ada perdebatan kecil. Namun, semua berjalan dalam suasana yang penuh rasa ingin tahu. Saya sendiri merasa bahwa acara ini membuka perspektif baru. Bahwa di balik berita-berita yang kita baca di media, ada cerita manusia yang lebih kompleks.

Saya meninggalkan auditorium dengan banyak pemikiran. Ada perasaan campur aduk—antara haru, kagum, dan rasa ingin tahu yang lebih dalam. Acara ini bukan hanya tentang buku atau film, tetapi juga tentang bagaimana kita sebagai masyarakat melihat dan memahami persoalan yang lebih luas.

Satu hal yang saya yakini setelah mengikuti acara ini: kisah-kisah yang diceritakan hari ini bukan hanya untuk didengar, tetapi juga untuk direnungkan. Karena di balik setiap konflik, selalu ada harapan. Dan harapan itulah yang harus kita rawat.

 

Hiii terima kasih sudah berkunjung. I'm totally happy and greatly appreciate if you kindly give me some advice and comments. For any enquiries, kindly send email to ria.iyha29@gmail.com . Enjoying reading :))

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *