Beberapa Upaya Mencegah Penyebaran Virus Corona
Hai semuanya, apa kabar? Sudah lama gak meninggalkan jejak di blog dan rasanya sedih harus berjumpa saat pandemi sedang melanda Negeri tercinta. Wabah yang menggemparkan seluruh Dunia ini kini semakin menjadi sorotan. Bahkan setiap harinya angka-angka itu terus mengkhawatirkan kita semua. Semakin bertambah, awalnya puluhan hingga kini sudah mencapai ratusan yang meninggal. Gak pernah kebayang Virus Corona bisa secepat ini menyebar hingga ke berbagai daerah di Indonesia.
Ini kejadian luar biasa yang pernah aku alami, setiap pagi aku selalu berharap kalau ini cuma mimpi yang dengan terbangun semua baik- baik aja. Nyatanya gak, it happening now. Siapapun bisa terinfeksi, gak mengenal gender apalagi usia, mereka yang menerapkan healthy lifestyle setiap harinya pun bisa terjangkit. Sudah ada ribuan paru-paru yang kini menjadi tempat Corona memperbanyak diri dan resiko penularannya pun semakin besar. Bayangkan jika semakin banyak orang terinfeksi dan membuat petugas medis kewalahan hingga berjatuhan, fasilitas RS tak sanggup menampung, kemana lagi pasien-pasien lainnya akan dirawat. Apa yang perlu kita lakukan?
Melalui training online yang difasilitasi oleh tim SGM dan tim digital #BundaFluencerSGMEksplor beberapa hari lalu, 5 dokter yang tergabung di dalam INA (Indonesian Nutrition Association) ada DR.Diana Sunardi, dr. Juwalita, DR. Dian Novita, dr. Pittara dan terakhir dr. Dian Permatasari, mereka memberikan banyak informasi valid mengenai tindakan preventif atau pencegahan yang bisa dilakukan agar bisa menghentikan transmisi penyebaran virus Corona.
Memprihatinkan juga, banyak sekali HOAX dan DISINFORMASI saat ini yang justru menguntungkan beberapa pihak atau menambah kepanikan masyarakat. Semoga sedikit ulasan yang aku rangkum dari TO kemarin bisa menambah informasi, menghapus HOAX yang bertebaran dan meningkatkan awareness kita untuk memaksimalkan ikhtiar pencegahan. Bismillah….
Tentang Virus Corona
Wabah Corona ini pertama kali diidentifikasi di Wuhan, hingga akhirnya menyebar dengan cepat ke banyak Negara. Sampai saat ini BELUM ADA data pasti yang menginformasikan asal muasal si virus ini, asal dan penyebabnya masih dalam penelitian. Virus ini bisa menginfeksi hewan dan juga manusia, dicurigai masuk ke dalam tubuh manusia melalui Mukosa (hidung, mulut dan mata).
Covid-19 atau Corona Virus Disease – 19 ini memiliki ukuran yang sangat kecil sekitar 50-200 nanometer dan sama seperti virus lainnya, ia butuh INANG untuk memperbanyak diri. Tanpa inang atau makhluk hidup lain, virus Corona ini akan mati. Namun ketika si virus menemukan inang yang ‘sesuai’ maka ia akan dengan cepat menggandakan diri bahkan membunuh inangnya sendiri.
Gejala Terinfeksi Virus Corona
Seperti yang kita tau, gejala yang disebabkan oleh virus ini sangat bervariasi tergantung sistem kekebalan tubuh kita. Ada gejala ringan, berat hingga tidak menunjukkan gejala apapun. Para dokter merangkum gejala-gejala yang mungkin terjadi dan perlu diperhatikan sebagai berikut:
- Batuk Kering
- Demam dengan suhu lebih dari 37,5 C
- Nyeri Telan
- Nyeri sendi dan otot
- Meler/mampet
- Diare
- Sesak nafas
Lansia, pengidap penyakit berat, perokok dan ibu hamil dikategorikan sebagai orang yang memiliki resiko tinggi penularan Covid-19, namun semua orang berpotensi menjadi carrier atau pembawa virus jadi tetap waspada dan menghindarkan diri agar tidak terinfeksi. Fatality risk dari infeksi virus Corona ini adalah kematian, jasad dari orang yang positif pun masih beresiko menulari orang sekitar, salah satu dokter dalam training kemarin menginformasikan bahwa virus ini bertahan selama 48 jam di dalam tubuh jenazah , sehingga penanganan dalam memandikan hingga menguburkan jenazah harus mengikuti protokol yang sudah ditetapkan Pemerintah.
Cara Penularan
- Menular dari Manusia ke Manusia
Droplet
Manusia yang sudah terinfeksi virus Corona bisa menularkan virus tersebut ke manusia lain, melalui lendir, ingus, dahak dan juga DROPLET atau partikel kecil yang dikeluarkan saat bersin atau batuk. Pada saat OT kemarin aku menyakan ke salah satu dokter INA mengenai ‘Apakah benar jika virus ini menyebar secara Airbone atau melalui udara?’ Dokter menjelaskan bahwa yang dimaksud penyebaran melalui udara adalah ketika Droplet orang yang terinfeksi terkena udara dan bisa menginfeksi orang lain dengan jarak sekitar 1-2 meter dari penderita. Makanya ada etika batuk/bersin yang harusnya diterapkan namun masih banyak yang tidak aware akan etika tersebut sehingga anjuran untuk Physical Distancing saat ini WAJIB.
- Benda atau permukaan yang terkena tetesan/partikel dari orang yang terinfeksi
- Melalui Feses / kotoran orang yang terinfeksi
- Penularan terjadi secara cepat terutama secara klaster (kerumunan dan tempat yang banyak orang berkumpul)
Cara Pencegahan
- Cuci Tangan
Anjuran ini aku letakkan di urutan pertama karena virus yang tak terlihat oleh mata ini bisa menempel dimana saja, di permukaan ataupun dari benda lain yang tiap harinya kita pegang. Jadi cuci tangan…cuci tangan sebelum dan sesudah memegang apapun. Dengan cuci tangan tidak hanya melindungi kita dari infeksi virus tapi kita juga menghentikan penyebaran virus tersebut agar tidak terpapar dari satu benda ke benda lainnya.
Para dokter dari INA menyarankan agar sebisa mungkin kita mencuci tangan dengan langkah yang tutorialnya sangat mudah kita temukan. Aku lihat ada banyak versi langkah cuci tangan yang tepat, ada yang enam hingga 8 langkah intinya sih di air yang mengalir, dengan sabun dan ke seluruh area tangan. Jika berada di rumah, kita bisa menggunakan sabun saja, yup cukup sabun biasa dengan air mengalir sudah efektif menghilangkan virus Corona yang menempel di tangan. Jika sedang di luar atau sulit menemukan air dan sabun, kita bisa menggunakan hand sanitizer yang mengandung setidaknya 60% alkohol ataupun tissue. Perhatikan untuk menggosokkan ke sela-sela jari, punggung tangan dll untuk memastikan cakupan penuh. Kapan saja kita perlu mencuci tangan?
- Physical Distancing
Bukannya Social Distancing ya? Kok Physical Distancing? Yup awalnya WHO dan Pemerintah menerapkan Social Distancing dalam upaya mencegah penyebaran Virus Corona namun baru- baru ini WHO meralat Social Distancing menjadi Physical Distancing. Apa bedanya? Bukannya sama-sama pembatasan diri untuk menjauhi kerumunan, jaga jarak atau menghindari berbagai kegiatan ramai?
Dari penjelasan dokter yang aku tangkap, Physical Distancing itu agar kita membatasi diri SECARA FISIK dengan orang lain, menjaga jarak 1,5 hingga 2 meter saat fisik harus berinteraksi atau berdekatan tanpa membatasi kebutuhan SOSIAL kita antar sesama. Mungkin diralat agar tidak terjadi kesalahpahaman #tsaah dengan himbauan social distancing, karena sebagai mahkluk sosial kita tetap membutuhkan peran orang lain, baik itu orang terdekat seperti keluarga atau rekan kerja kan. Physical distancing tidak membatasi kita untuk saling berhubungan sosial tapi membatasi kita secara fisik. Saat HARUS bertemu atau beraktivitas, kita perlu menjaga jarak dianjurkan juga untuk menggunakan masker, situasi saat ini bukan hanya orang yang sakit aja yang perlu menggunakan masker, jika berada di luar rumah sebaikya kita juga menggunakan masker, bisa reusable masker ataupun masker kain yang mudah dibuat. DROPLET tidak hanya dikeluarkan saat bersin atau batuk saja tapi juga saat berbicara.
#DirumahAja
Ini salah satu upaya Physical distancing yang bisa kita lakukan. Dengan berada di rumah kita bisa menghindari penularan virus Corona yang ada di luar atau dimanapun saat interaksi dengan orang lain. Kita bekerja, belajar bahkan beribadah di rumah dulu, untuk sementara waktu hingga wabah ini berakhir. Jika memang tidak ada keperluan yang sangat mendesak atau tuntutan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan, sebaiknya kita tetap #DirumahAja ya.
Kita perlu mengkarantina diri di rumah dan menghindari keperluan di luar rumah yang bisa di tunda termasuk Antenatal Care bagi ibu hamil. Rumah sakit menjadi tempat beresiko tinggi penularan virus ini, jadi bagi ibu hamil atau anak yang akan melakukan vaksinasi rutin, disarankan untuk melakukan penundaan, alternative lain bisa mengunjungi klinik atau rumah vaksin yang tidak terlalu ramai, jangan lupa untuk meningkatkan higienitas.
- Meningkatkan Sistem Imunitas
Sistem imunitas kita gak cuma melindungi infeksi yang disebabkan oleh masuknya virus Corona tapi dari berbagai penyakit lainnya. Sistem imun ini seperti benteng pertahanan saat ada makhluk asing yang mencoba merusak sel dan jaringan dalam tubuh. Tiap orang punya sistem imun yang berbeda dan cukup banyak faktor yang mempengaruhinya seperti makanan, pola hidup dan kesehatan jiwa (tingkat stres dll)
Pada saat TO kemarin, banyak sekali pertanyaan yang diajukan teman-teman kepada para dokter karena memang banyak sekali info gak valid atau HOAX yang beredar akhir-akhir ini. Seperti isu bahwa bawang merah yang diletakkan di sekitar rumah bisa menyerap virus atau isu lainnya yang menyebutkan bahwa telur bisa melawan virus yang sudah menjangkiti tubuh manusia.
Hingga saat ini BELUM ADA obat, bahan makanan, jamu atau ramuan yang terbukti bisa menyembuhkan atau menyerap virus Covid-19. Jamu, vitamin, dan berbagai makanan sehat bergizi tersebut membantu kita untuk MENINGKATKAN DAYA TAHAN / IMUNITAS tubuh. Sebaiknya terapkan gizi seimbang, istirahat yang cukup dan tetap berolahraga. Jangan sampai tertipu dengan hoax yang beredar saat ini ya. Tidak cukup hanya dengan satu vitamin saja seperti vitamin C (isu kalo ada salah satu merk yang disebutkan efektif) karena vitamin c tidak bisa ‘bekerja’ sendiri di dalam tubuh, butuh vitamin/komponen lain untuk bisa membentuk pertahanan yang kuat. Begitupun dengan protein atau sumber lainnya, baiknya terapkan gizi seimbang ya dan MULTIVitamin.
- Tetap Waspada Tapi Jangan Panik
Salah satu bunda menanyakan ‘Apakah panik bisa menurunkan sistem imun kita dok?’ Jawabnya Ya. Jelas, kepanikan, stress, dan gangguan kejiwaan lainnya sangat mempengaruhi kesehatan fisik termasuk menurunkan sistem imun (baca disini kesehatan jiwa). Dokter menghimbau agar kita bisa mengurangi membaca apalagi menyebarkan berita HOAX ataupun informasi yang belum terbukti kebenarannya, bikin panik dan stres.
Selain point-point diatas yang terhighlight, ada beberapa tips lainnya yang aku catat dari QnA selama training kemarin, seperti:
- Masak bahan makanan minimal 30 menit dengan suhu 60c atau cuci bersih bahan makanan yang ingin diolah dengan air mengalir atau sabun pencuci yang memiliki kandungan antibacterial (jika ada)
- Mengedukasi anak dan anggota keluarga lain mengenai etika batuk bersin, cuci tangan yang benar dan menghindari menyentuh muka sebelum cuci tangan
- Membersihkan barang-barang atau perabotan di rumah yang sering disentuh
- Bersihkan terlebih dahulu benda atau barang yang berasal dari luar rumah
- Pakai dan melepas masker dengan benar. Gunakan masker dengan rapat dan jika ingin melepas jangan sentuh bagian depan masker tapi lepas tali terlebih dahulu lalu buang di tempat tertutup (untuk reusable masker ya)
- Ganti pakaian dan segera mandi jika habis keluar rumah
Pasti masih ada beberapa upaya pencegahan lainnya yang belum aku sebutkan karena aku terlewat, silahkan informasi yang baik dan valid bisa kalian informasikan juga ya. Semoga pandemi ini segera berakhir, tentunya dengan ikhtiar kita yang maksimal dan sisanya dengan kekuatan doa. Mungkin point lainnya yang ingin aku tambahkan adalah Nutrisi bagi ruh/jiwa yang berpengaruh juga meningkatkan imunitas/pertahanan fisik kita, yakni perbanyak ibadah (Insya allah next post).
semoga bermanfaat…